Ke Singapura, Jangan Lewatkan Wisata Kuliner di Bugis Street
A
A
A
BINGUNG mau bermalam di mana saat di Singapura, mungkin Village Hotel Bugis yang berada di Bugis Street bisa menjadi pilihan. Lokasinya berada tidak jauh dari Arab Street.
Tempat itu adalah kawasan warisan budaya Arab, Peranakan dan India di Singapura. Dalam sehari, kita juga bisa pergi belanja hiasan unik di toko-toko yang berasa di lantai dua hotel, mulai dari memilih kain serta minum teh tarik di Little India.
Tepat di seberang hotel terdapat tempat bersejarah. Hanya berjalan dua menit dari hotel, Anda bisa langsung ke Haji Lane dan Arab Street. Lokasi ini juga menjadi tempat hangout yang asyik bagi pelancong. Banyak kafe unik yang memang menyajikan makanan khas Peranakan, India, dan Arab. Dalam lokasi ini juga terdapat Masjid Sultan dan kampung bersuasana Melayu.
Public Relation Manager Far East Hospitality Managemen Cristina Tan menuturkan, selama ini pihaknya selalu memberikan yang terbaik bagi seluruh pelancong yang menginap di tempatnya.
"Lokasi hotel yang dekat dengan lokasi-lokasi heritage menjadikan pelancong memiliki pengalaman yang tentunya tidak akan dilupakan,” katanya. Selain itu, setiap tamu yang menginap di Village Hotel Bugis selalu dibekali paspor yang berisikan peta lokasi wisata heritage dan juga kuliner.
Christina menegaskan, untuk kuliner khususnya di kawasan Bugis, para pelancong muslim tidak usah takut susahnya mencari makanan halal. Di sekitar hotel terdapat restoran yang menyajikan makanan halal. Salah satunya di Islamic Restoran.
KORAN SINDO sempat mencicipi nasi briyani kambing dan makanan lainnya. Dengan harga yang terbilang cukup pas di dompet serta rasanya juga tidak akan sulit diterima lidah orang Indonesia. “Restoran di sekitar hotel juga banyak yang halal, jadi tidak usah takut untuk wisata kuliner di sini,” tuturnya.
Selain itu, Arab Street dan Haji Lane merupakan salah satu tempat di mana sejarah dan budaya Islam berkembang di Singapura. "Di sini kita bisa jalan dengan nuansa islami, ada Masjid Sultan dan makanan mulai dari makanan Arab, India, dan lokal,” tegasnya.
Selama satu hari di kawasan Bugis, KORAN SINDO banyak menemukan lokasi belanja unik. Seperti toko yang menyediakan batu alam, aneka baju, dan juga barang seni. Terlihat juga pelancong dari Jepang, Tiongkok, dan Timur Tengah serta India yang memenuhi Arab Street dan Haji Lane.
Di sepanjang jalan, jangan lupa untuk mampir di salah satu butik desainer lokal yang berjejeran di sisi jalan, mengunjungi candi Hindu tertua di Singapura, dan bahkan menguji daya tahan belanja Anda di Mustafa Centre yang buka 24 jam.
Dengan begitu banyaknya yang bisa dilihat, dilakukan, dicicipi, dan dibeli di area ini, setiap pengalaman menginap di Village Hotel Bugis dijamin seperti hidup layaknya penduduk setempat dengan cara berbeda. Namun, bila Anda memang hanya ingin stay di hotel. Village Hotel Bugis adalah pilihan yang tepat. Hotel yang berada tepat bersebelahan dengan Arab Street tersebut memiliki fasilitas yang dapat memanjakan Anda.
“Kalau memang hanya ingin di hotel, maka kami juga menyediakan restoran yang menyajikan makanan lokal dan peranakan di lantai dua,” sebutnya.
Dengan lima tipe kamar, yakni superior room, deluxe room, family room, club room serta club suite. “Untuk club room dan clube suite bisa menikmati fasilitas clube lounge,” ujarnya.
Selanjutnya, bila memang Anda sudah meng-explore kawasan Bugis, maka tidak salahnya untuk berpetualang di kawasan Katong. Hanya menempuh perjalanan selama 30 menit dengan menggunakan taksi bisa langsung menikmati kesejukan kawasan Mentengnya Singapura.
Di lokasi ini kita tidak lagi menemukan kawasan Melayu dan Arab serta India, justru di lokasi ini kita akan menemukan banyaknya peninggalan peranakan. “Katong adalah kawasan elite dari Singapura. Di sini kita bisa menemukan banyaknya rumah, bukan apartemen yang selama ini menjadi khas dari Singapura,” kata Marketing Executive Comunication Far East Hospitality Management Wong Qian Yun.
Wong Qian Yun atau yang akrab disapa Q-Y langsung mengajak kami menikmati santap siang makanan khas di Singapura, yaitu laksa. Restoran Laksa 328 yang berada di East Coast Road cukup terkenal. Menurut cerita Q-Y, chef ternama Gordon Ramsay mengakui kenikmatan laksa yang dibuat restoran tersebut.
"Gordon Ramsay pernah berduel membuat laksa dengan chef restoran ini, tapi dia mengaku kalah dan mengakui kelezatan dari restoran ini," tuturnya.
Usai menikmati laksa, kami kemudian langsung menuju hotel, yaitu Village Hotel Katong yang menyatu dengan pusat perbelanjaan. Karena itu, pelancong yang membutuhkan makanan ringan serta belanja dan hangout tidak usah jauh dari hotel. "Di sini kami ada supermarket, jadi tamu tidak usah keluar hotel,” ujarnya.
Dalam hotel ini ada beberapa tipe kamar, yaitu superior room, deluxe katong, family room, peranakan room, club room, junior suite, dan suite. “Mulai dari peranakan, junior dan suite room mendapatkan fasilitas club lounge,” tegasnya.
Tempat itu adalah kawasan warisan budaya Arab, Peranakan dan India di Singapura. Dalam sehari, kita juga bisa pergi belanja hiasan unik di toko-toko yang berasa di lantai dua hotel, mulai dari memilih kain serta minum teh tarik di Little India.
Tepat di seberang hotel terdapat tempat bersejarah. Hanya berjalan dua menit dari hotel, Anda bisa langsung ke Haji Lane dan Arab Street. Lokasi ini juga menjadi tempat hangout yang asyik bagi pelancong. Banyak kafe unik yang memang menyajikan makanan khas Peranakan, India, dan Arab. Dalam lokasi ini juga terdapat Masjid Sultan dan kampung bersuasana Melayu.
Public Relation Manager Far East Hospitality Managemen Cristina Tan menuturkan, selama ini pihaknya selalu memberikan yang terbaik bagi seluruh pelancong yang menginap di tempatnya.
"Lokasi hotel yang dekat dengan lokasi-lokasi heritage menjadikan pelancong memiliki pengalaman yang tentunya tidak akan dilupakan,” katanya. Selain itu, setiap tamu yang menginap di Village Hotel Bugis selalu dibekali paspor yang berisikan peta lokasi wisata heritage dan juga kuliner.
Christina menegaskan, untuk kuliner khususnya di kawasan Bugis, para pelancong muslim tidak usah takut susahnya mencari makanan halal. Di sekitar hotel terdapat restoran yang menyajikan makanan halal. Salah satunya di Islamic Restoran.
KORAN SINDO sempat mencicipi nasi briyani kambing dan makanan lainnya. Dengan harga yang terbilang cukup pas di dompet serta rasanya juga tidak akan sulit diterima lidah orang Indonesia. “Restoran di sekitar hotel juga banyak yang halal, jadi tidak usah takut untuk wisata kuliner di sini,” tuturnya.
Selain itu, Arab Street dan Haji Lane merupakan salah satu tempat di mana sejarah dan budaya Islam berkembang di Singapura. "Di sini kita bisa jalan dengan nuansa islami, ada Masjid Sultan dan makanan mulai dari makanan Arab, India, dan lokal,” tegasnya.
Selama satu hari di kawasan Bugis, KORAN SINDO banyak menemukan lokasi belanja unik. Seperti toko yang menyediakan batu alam, aneka baju, dan juga barang seni. Terlihat juga pelancong dari Jepang, Tiongkok, dan Timur Tengah serta India yang memenuhi Arab Street dan Haji Lane.
Di sepanjang jalan, jangan lupa untuk mampir di salah satu butik desainer lokal yang berjejeran di sisi jalan, mengunjungi candi Hindu tertua di Singapura, dan bahkan menguji daya tahan belanja Anda di Mustafa Centre yang buka 24 jam.
Dengan begitu banyaknya yang bisa dilihat, dilakukan, dicicipi, dan dibeli di area ini, setiap pengalaman menginap di Village Hotel Bugis dijamin seperti hidup layaknya penduduk setempat dengan cara berbeda. Namun, bila Anda memang hanya ingin stay di hotel. Village Hotel Bugis adalah pilihan yang tepat. Hotel yang berada tepat bersebelahan dengan Arab Street tersebut memiliki fasilitas yang dapat memanjakan Anda.
“Kalau memang hanya ingin di hotel, maka kami juga menyediakan restoran yang menyajikan makanan lokal dan peranakan di lantai dua,” sebutnya.
Dengan lima tipe kamar, yakni superior room, deluxe room, family room, club room serta club suite. “Untuk club room dan clube suite bisa menikmati fasilitas clube lounge,” ujarnya.
Selanjutnya, bila memang Anda sudah meng-explore kawasan Bugis, maka tidak salahnya untuk berpetualang di kawasan Katong. Hanya menempuh perjalanan selama 30 menit dengan menggunakan taksi bisa langsung menikmati kesejukan kawasan Mentengnya Singapura.
Di lokasi ini kita tidak lagi menemukan kawasan Melayu dan Arab serta India, justru di lokasi ini kita akan menemukan banyaknya peninggalan peranakan. “Katong adalah kawasan elite dari Singapura. Di sini kita bisa menemukan banyaknya rumah, bukan apartemen yang selama ini menjadi khas dari Singapura,” kata Marketing Executive Comunication Far East Hospitality Management Wong Qian Yun.
Wong Qian Yun atau yang akrab disapa Q-Y langsung mengajak kami menikmati santap siang makanan khas di Singapura, yaitu laksa. Restoran Laksa 328 yang berada di East Coast Road cukup terkenal. Menurut cerita Q-Y, chef ternama Gordon Ramsay mengakui kenikmatan laksa yang dibuat restoran tersebut.
"Gordon Ramsay pernah berduel membuat laksa dengan chef restoran ini, tapi dia mengaku kalah dan mengakui kelezatan dari restoran ini," tuturnya.
Usai menikmati laksa, kami kemudian langsung menuju hotel, yaitu Village Hotel Katong yang menyatu dengan pusat perbelanjaan. Karena itu, pelancong yang membutuhkan makanan ringan serta belanja dan hangout tidak usah jauh dari hotel. "Di sini kami ada supermarket, jadi tamu tidak usah keluar hotel,” ujarnya.
Dalam hotel ini ada beberapa tipe kamar, yaitu superior room, deluxe katong, family room, peranakan room, club room, junior suite, dan suite. “Mulai dari peranakan, junior dan suite room mendapatkan fasilitas club lounge,” tegasnya.
(amm)